Tubuh manusia adalah mesin yang sangat
luar biasa, dan setiap saat akan melakukan sesuatu untuk mengingatkan anda
bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Bunyi perut adalah satu dari sekian banyak
pengingat ini. Keras, lembut, pelan, kadang tanpa alasan sama sekali. Seolah
banyak yang ingin dikatakan oleh perut kita.
Bila saat lapar,
perut juga terkadang berbunyi.
Kita biasa menyebut ini sebagai keroncongan.
Namun tidak bisa dijustifikasi bahwa bila perut berbunyi itu pertanda lapar.
Karena tidak pada saat lapar-pun perut seringkali berbunyi. Sering perut
berbunyi saat ruangan sunyi. Sehingga orang di dekat kita bisa mendengar jelas.
Bayangkan ditengah-tengah suasana meeting yang sunyi dan khidmat, tiba-tiba
perut kita berbunyi tanpa sebab. Duuhh.. malunya.
Sebetulnya perut
tidak memiliki sensor pengaturan timing atau bermaksud untuk menyabotasi anda
dengan berbunyi di saat yang tidak tepat. Tapi ada alasan logic kenapa perut
kadang-kadang merasa perlu untuk didengarkan. Bunyi perut terjadi didalam perut
dan usus kecil.
Sistem
pencernaan, pada intinya adalah saluran panjang yang berawal dari mulut sampai
ke anus. Saluran ini berhubungan dengan berbagai organ yang berperan penting
dalam proses pencernaan. Yang terpenting yang harus diketahui dalam sistem
pencernaan adalah cara kerja-nya mendorong dan menggerakkan makanan.
Gelombang
dari gerakan otot-otot berkontraksi yang mendorong dan menggerakkan makanan
disebut peristaltik. Selain mendorong makanan ke dalam sistem pencernaan,
kontraksi ini juga membantu dalam mencampur makanan, cairan dan lainnya menjadi
suatu adonan lengket. Bunyi perut adalah hasil dari proses ini.
Makanan,
cairan, dan campuran adonan yang lengket akan bergerak termasuk juga gas dan
udara dalam usus. Semua dari bahan-bahan ini akan terdorong dan pecah menjadi
bagian-bagian yang mudah di absorb, kumpulan udara dan gas juga akan tertekan
dan meninbulkan suara yang kita dengar.
Bunyi pada perut
dapat terjadi kapan saja, tapi jika terdapat makanan dalam perut atau usus
kecil, suara menjadi lebih pelan.
Anda mungkn
bertanya-tanya, jika perut kosong, mengapa terjadi gerakan kontraksi otot
mencerna makanan, apa yang dicerna bila tidak ada makanan? Alasannya adalah
berhubungan dengan selera makan dan lapar. Sekitar dua jam setelah perut kosong
(makanan selesai di cerna), perut akan menghasilkan hormon yang menstimulasi
saraf lokal untuk mengirimkan pesan ke otak.
Otak membalas dengan memerintahkan
otot untuk memulai gerakan peristaltik. Ada dua hal yang terjadi. Pertama,
kontraksi menyapu semua sisa makanan yang tertinggal saat proses pertama.
Kedua, vibrasi dari perut yang kosong akan menciptakan rasa lapar. Kontraksi
otot akan datang dan pergi setiap jam.
Lalu bisakah
kita mencegah perut mengeluarkan bunyi. Katakanlah agar perut tidak bersuara
saat kita mengikuti meeting, atau saat-saat tidak perlu ada tambahan gangguan
lagi, seperti bunyi perut. Satu tips untuk meminimalkan bunyi perut adalah
makan makanan dalam ukuran kecil namun sering ketimbang sekaligus yang besar.
Sistem pencernaan akan mempunyai kesempatan lebih sedikit untuk menghasilkan
gerakan peristaltik yang ‘ribut’. Dan mengurangi makan makanan yang ber-gas
juga dapat menurunkan frekuensi perut berbunyi.
Dalam beberapa
kasus, bunyi perut mungkin pertanda dari perut yang bermasalah atau kondisi medis
seperti sindrom iritasi usus/perut (Irritable Bowel Syndrome). Namun tentu
saja, pada kasus ini ada beberapa keluhan gastrointestinal tambahan lain yang
menyertai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar